Kamis, 25 Agustus 2016

LARANGAN MEROKOK DI BABUSSALAM

Salah satu “trade mark” Babussalam adalah larangan merokok. Ini bukan hal mudah, terlebih pada era tahun 80-an. Tak heran jika ada seorang kyai terkenal di Bandung menjadi menjaga jarak dengan Babussalam karena beliau salah seorang “ahli hisap”, bahkan anggota “Majelis Syuro”, syuka rokok!
Mengapa Babussalam mengkampanyekan anti-rokok? Tak lain karena termasuk pesan salah satu ayat yang menjadi semboyan pendirian Babussalam, yaitu QS. An Nisa’ [4]: 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Selasa, 02 Agustus 2016

JANGAN MEMUBAZIRKAN MAKANAN

Malam tadi saya menunggu anak yang turun dari angkot di terminal Dago. Saya tunggu sampai 15 menit belum juga datang, sedangkan battery HP sudah hampir habis. Maklum, nunggunya sambil WA-an. Akhirnya saya putuskan masuk warung sate ayam. Pesan sate bukan karena lapar namun supaya bisa numpang mengisi battery HP.
Tengah makan sate datanglah anak saya. Saya ajak dia makan karena sate yang 10 tusuk itu baru saya makan 3 tusuk saja. “Nih ikut makan, ditambul juga gakpapa”, kata saya. 'Ditambul' itu dimakan tanpa nasi, bahasa Jawa-nya 'digado'.
“Enggak ah! Abi kan nggak pernah bener makannya”, kata anak saya.