Selasa, 12 Maret 2013

BELAJAR TAWASSUL DARI (SAKITNYA) BILQIS



Bilqis suka mengasuh si bungsu Zaura

Umi melahirkan Bilqis 24 Desember 2001 dalam keadaan susah payah. Selama hamil sering sesak nafas dan harus minum obat. Kalau tidak salah malahan pernah terjatuh ketika hamil. Umi mengalami pendarahan dan Abi harus ke PMI mencari darah guna transfusi dan habis satu labu. Alhamdulillah, bayi Bilqis lahir dengan selamat.

Zaki senang mendapatkan adik baru, padahal Abi kira dia-lah si bungsu karena namanya berawalan huruf “Z”. Sebulan dua bulan Abi dan Umi merawat Bilqis tanpa kesulitan, bahkan Bilqis sempat di aqiqah. Barulah pertengahan Pebruari 2002 saat Bilqis batuk-batuk terus, Abi dan Umi kaget luar biasa saat Bilqis diduga mengalami cacat jantung bocor sejak lahir. Dokter Adi yang memeriksa Bilqis mengatakan batuk Bilqis ada hubungannya dengan kelainan jantung. Beliau menyarankan Bilqis diperiksa di RS. Hasan Sadikin.

Sejak itu Bilqis tidak pernah berhenti batuk-batuk. Susah bernafas dan kulit tubuhnya kebiruan. Siang malam Bilqis terus menerus batuk. Bilqis berhenti batuk hanya jika digendong Umi, Abi atau bibi. Hari-hari Abi dan Umi berubah total. Umi yang biasanya suka bepergian menjadi tidak pernah bepergian, bahkan untuk sekedar menghadiri undangan hajatan tetangga. Abi juga memindahkan komputer dari kantor ke rumah dan lebih banyak bekerja di rumah. Orang-orang yang ingin berhubungan dengan Abi, Abi suruh datang ke rumah.

Beruntung, dokter Endang yang menangani Bilqis sangat berpengalaman, termasuk dalam berkomunikasi dengan Abi dan Umi. Beliau katakan, “Bapak dan Ibu, Bilqis perlu menjalani operasi pembetulan jantung. Namun, disamping memerlukan biaya mahal, sekitar 80 juta; operasi jantung ini juga memiliki banyak cerita. Ada yang setelah dioperasi terus sembuh total. Ada yang setelah operasi, masih memerlukan operasi lagi dll.

Untuk itu, sambil menyiapkan biaya operasi, saya sarankan Bapak dan Ibu bertemu dengan orang lain yang memiliki kasus serupa”. Begitulah pesan dokter Endang.

Bilqis sempat dua kali opname di RS. Hasan Sadikin, masing-masing sekitar selama 8 hari. Abi dan Umi sedih luar biasa melihat kondisi Bilqis yang semakin lemah. Tangisnya lirih nyaris tidak terdengar. Bilqis sulit bernafas sehingga harus dibantu tabung oksigen. Bilqis juga sulit membuang dahak sehingga harus dibantu dengan mesin hisap ingus (nebo).

Abi sering merintih pada Allah, “Ya Allah, janganlah anak sekecil ini menanggung beban seberat itu. Pindahkan penyakit Bilqis agar kami orang tuanya yang menanggungnya”. Wajah Bilqis cantik, sesuai dengan namanya yang diambil dari nama Ratu Saba', istri Nabi Sulaiman. Namun saat melihat kondisi tubuhnya yang kurus sekali, hati ini menjerit, Bilqis seperti “mayat hidup”.

Keuangan Abi dan Umi morat-marit karena membiayai pengobatan Bilqis. Abi dan Umi harus pinjam uang kiri kanan. Saat  itu Muti kelas VI dan hendak masuk SMP. Abi katakan, “Muti Abi minta mau mesantren karena jika tetap di rumah akan terbebani mengasuh Bilqis yang sakit”.

Muti Abi masukkan ke Pesantren Salafiyah Al Asy’ariyah di Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah. Kebetulan tahun sebelumnya Muti dan Syifa pernah ikut pesantren kilat selama Ramadhan, jadi pesantren itu tidak lagi asing bagi Muti.

Setiap pagi Abi mengajak Bilqis berjemur (moyan). Orang-orang yang melihat kondisi Bilqis selalu terharu. Abi juga selalu bercerita pada mereka tentang kondisi Bilqis dan minta bantuan doanya. Abi sering heran karena diantara yang mendoakan Bilqis ada yang mengatakan anak ini (Bilqis) akan jadi pembawa rizki. Padahal yang terjadi saat itu adalah keuangan Abi dan Umi yang morat-marit.

Setiap kali menengok Muti di Wonosobo, Abi bisa berada disana sampai 3-4 hari. Abi tadarus di masjid pondok dengan khusyu’ dan minta doa kesembuhan Bilqis pada Kyai dan ustadz-ustadz pondok. Abi merasakan nikmatnya tadarus namun juga perihnya hati mengingat derita Bilqis. Di kemudian hari barulah Abi sadar, inilah yang disebut ber-wasilah pada orang-orang shaleh. Bilqis yang susah payah kesakitan itu mengajar Abi arti “wasilah”.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (wasilah), dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”, QS. Al Maidah [5]: 35.

======= Bersambung =======

Tidak ada komentar:

Posting Komentar