Bilqis suka mengasuh si bungsu Zaura |
Umi melahirkan Bilqis 24 Desember 2001 dalam keadaan susah
payah. Selama hamil sering sesak nafas dan harus minum obat. Kalau tidak salah
malahan pernah terjatuh ketika hamil. Umi mengalami pendarahan dan Abi harus ke
PMI mencari darah guna transfusi dan habis satu labu. Alhamdulillah, bayi
Bilqis lahir dengan selamat.
Zaki senang mendapatkan adik baru, padahal Abi kira dia-lah
si bungsu karena namanya berawalan huruf “Z”. Sebulan dua bulan Abi dan Umi merawat
Bilqis tanpa kesulitan, bahkan Bilqis sempat di aqiqah. Barulah pertengahan
Pebruari 2002 saat Bilqis batuk-batuk terus, Abi dan Umi kaget luar biasa saat
Bilqis diduga mengalami cacat jantung bocor sejak lahir. Dokter Adi yang
memeriksa Bilqis mengatakan batuk Bilqis ada hubungannya dengan kelainan
jantung. Beliau menyarankan Bilqis diperiksa di RS. Hasan Sadikin.
Sejak itu Bilqis tidak pernah berhenti batuk-batuk. Susah
bernafas dan kulit tubuhnya kebiruan. Siang malam Bilqis terus menerus batuk.
Bilqis berhenti batuk hanya jika digendong Umi, Abi atau bibi. Hari-hari Abi
dan Umi berubah total. Umi yang biasanya suka bepergian menjadi tidak pernah
bepergian, bahkan untuk sekedar menghadiri undangan hajatan tetangga. Abi juga
memindahkan komputer dari kantor ke rumah dan lebih banyak bekerja di rumah.
Orang-orang yang ingin berhubungan dengan Abi, Abi suruh datang ke rumah.
Beruntung, dokter Endang yang menangani Bilqis sangat
berpengalaman, termasuk dalam berkomunikasi dengan Abi dan Umi. Beliau katakan,
“Bapak dan Ibu, Bilqis perlu menjalani operasi pembetulan jantung. Namun,
disamping memerlukan biaya mahal, sekitar 80 juta; operasi jantung ini juga
memiliki banyak cerita. Ada yang setelah dioperasi terus sembuh total. Ada yang
setelah operasi, masih memerlukan operasi lagi dll.
Untuk itu, sambil menyiapkan biaya operasi, saya sarankan
Bapak dan Ibu bertemu dengan orang lain yang memiliki kasus serupa”. Begitulah
pesan dokter Endang.
Bilqis sempat dua kali opname di RS. Hasan Sadikin, masing-masing
sekitar selama 8 hari. Abi dan Umi sedih luar biasa melihat kondisi Bilqis yang
semakin lemah. Tangisnya lirih nyaris tidak terdengar. Bilqis sulit bernafas
sehingga harus dibantu tabung oksigen. Bilqis juga sulit membuang dahak
sehingga harus dibantu dengan mesin hisap ingus (nebo).
Abi sering merintih pada Allah, “Ya Allah, janganlah anak
sekecil ini menanggung beban seberat itu. Pindahkan penyakit Bilqis agar kami
orang tuanya yang menanggungnya”. Wajah Bilqis cantik, sesuai dengan namanya
yang diambil dari nama Ratu Saba', istri Nabi Sulaiman. Namun saat melihat kondisi tubuhnya
yang kurus sekali, hati ini menjerit, Bilqis seperti “mayat hidup”.
Keuangan Abi dan Umi morat-marit karena membiayai pengobatan
Bilqis. Abi dan Umi harus pinjam uang kiri kanan. Saat itu Muti kelas VI dan hendak masuk SMP. Abi
katakan, “Muti Abi minta mau mesantren karena jika tetap di rumah akan
terbebani mengasuh Bilqis yang sakit”.
Muti Abi masukkan ke Pesantren Salafiyah Al Asy’ariyah di
Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah. Kebetulan tahun sebelumnya Muti dan Syifa
pernah ikut pesantren kilat selama Ramadhan, jadi pesantren itu tidak lagi
asing bagi Muti.
Setiap pagi Abi mengajak Bilqis berjemur (moyan).
Orang-orang yang melihat kondisi Bilqis selalu terharu. Abi juga selalu
bercerita pada mereka tentang kondisi Bilqis dan minta bantuan doanya. Abi
sering heran karena diantara yang mendoakan Bilqis ada yang mengatakan anak ini
(Bilqis) akan jadi pembawa rizki. Padahal yang terjadi saat itu adalah keuangan
Abi dan Umi yang morat-marit.
Setiap kali menengok Muti di Wonosobo, Abi bisa berada
disana sampai 3-4 hari. Abi tadarus di masjid pondok dengan khusyu’ dan minta
doa kesembuhan Bilqis pada Kyai dan ustadz-ustadz pondok. Abi merasakan
nikmatnya tadarus namun juga perihnya hati mengingat derita Bilqis. Di kemudian
hari barulah Abi sadar, inilah yang disebut ber-wasilah pada orang-orang
shaleh. Bilqis yang susah payah kesakitan itu mengajar Abi arti “wasilah”.
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya
(wasilah), dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”,
QS. Al Maidah [5]: 35.
======= Bersambung =======
Tidak ada komentar:
Posting Komentar