Zaura satu-satunya anak yang mengalami zaman pempers, popok
bayi yang dapat menyerap air seni. Kakak-kakaknya tidak ada yang mengalami
memakai pempers karena saat itu belum jadi mode dan masih mahal harganya.
Karena tidak menggunakan pempers, jadilah tali jemuran penuh oleh popok dan
celana anak. Lebih seru lagi saat musim hujan, celana dan popok yang setengah
kering pun diseterika agar segera bisa dipakai.
Di zaman Zaura ini saya mulai mengenal pempers. Memang
praktis karena hanya 3-4 kali sehari mengganti. Harganya juga bervariasi,
sekitar 2-3 ribu per biji. Jika saya beli yang isi 20 bisa dipastikan akan
habis 5-6 hari. Saat kehabisan stok dan belum siap penggantinya, seringkali
saya suruh kakaknya beli eceran di warung tetangga.
Yang menjadi pertanyaan saya adalah: sampai kapan Zaura akan
pakai pempers? Bukan sekedar masalah anggaran, namun tentu mengganggu
perkembangan kejiwaannya. Dia terbiasa pipis di pempers dan baru merasa risih
saat pempersnya sudah berat oleh air seni. Bahkan buang air besar pun di
pempers hingga saya mencium baunya dan itulah saatnya dicebok dan diganti
pempersnya.
Saya katakan pada Umi: Zaura harus dilatih tidak menggunakan
pempers. Hari-hari pertama tanpa pempers Zaura sering ngompol. Zaura untuk
sementara tidak saya ajak ke masjid agar tidak pipis di karpet masjid. Kalau
terpaksa harus diajak pergi Zaura dipempers lagi agar tidak pipis di mobil atau
merepotkan saat di tempat lain.
Latihan diberikan pada Zaura di setiap kesempatan. Saya ajak
ke kamar kecil dan disuruh jongkok supaya pipis. Ditunggu 5-10 menit ternyata
tidak pipis atau BAB. Ya sudah, tak apalah. Namanya juga latihan. Biasanya
setelah minum 1 botol Zaura saya ajak ke kamar kecil agar pipis. Lama kelamaan
Zaura sudah bisa pipis di WC.
Di malam hari Zaura masih memakai pempers karena bisa
ngompol 2-3 kali selama tidur. Zaura juga bisa “berulah” saat kurang perhatian.
Ia akan ngompol padahal sehari-harinya sudah terbiasa pipis dan berak di kamar
kecil. Pokoknya setiap kali Zaura bilang: pipis, langsung dia saya angkat ke
kamar kecil.
Yang mengherankan dan mengagumkan adalah kejadian tadi malam
saat Zaura terbangun sekitar pukul 01.00. “Umi, pipis.... Umi, pipis”, katanya.
Karena Umi masih ngantuk, Zaura disuruh tidur lagi. "Umi ngantuk, Zaura kan pakai pempers, pipis di pempers saja".
Zaura bahkan diberi minum dot dan habis satu botol. Zaura tertidur lagi dan tidak diketahui jadi pipis ataukah tidak.
Zaura bahkan diberi minum dot dan habis satu botol. Zaura tertidur lagi dan tidak diketahui jadi pipis ataukah tidak.
Sekitar pukul 03.00 Zaura terbangun lagi dan minta dibantu
pipis. “Umi, pipis.... Umi, pipis”, katanya.
Karena saya sudah terbangun, Zaura saya angkat ke kamar
kecil dan disuruh pipis. Pempersnya saya buka dan saya perhatikan ......
ternyata masih kering. Berarti Zaura dapat menahan pipis disaat tidur, bahkan
diselingi dengan minum dot sebotol.
Subhanallah, Maha Suci Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya
lewat seorang anak: Zaura. Zaura kini tidak dipempers lagi. Sejak saat itu Zaura tidak mau dipempers lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar