Rabu, 20 Agustus 2014

KOTORAN DI BAJU PUTIH



Sutan Bhatoegana pernah mengatakan, “Karena PKS itu warnanya putih, maka ada sedikit kotoran saja sudah nampak”.
Ungkapan ini dia kemukakan menanggapi kasus korupsi yang menimpa Presiden PKS, yaitu LHI, yang dituduh menerima dugaan suap sebesar 1 M. Kasus ini kemudian bergulir menjadi bola salju yang semakin lama semakin membesar, menyeret banyak orang, diberitakan massmedia setiap saat, mencoreng nama partai, bahkan nama Islam karena PKS adalah partai berbasis Islam. Terakhir, boleh jadi menjadi penyebab turunnya suara PKS pada pemilu legislatif 2014 ini.

Minggu, 17 Agustus 2014

SEBUAH PERJALANAN DENGAN BANYAK KEBERUNTUNGAN



Anak saya enam orang, tiga orang di Bandung dan tiga orang lagi di Jogja. Yang di Jogja bahkan ada juga seorang menantu dan seorang cucu. Saya tanyakan pada mereka: mau lebaran dimana? Jawabannya: lebaran di Bandung, sehingga yang di Jogja semua menuju Bandung, alhamdu lillah kebagian tiket kereta api dengan harga promosi.
Karena semua anak berlebaran di Bandung, saya putuskan untuk pergi sendirian ke Jogja, berlebaran dengan ibu yang sendirian di rumah. Saya rancang perjalanan santai karena sendirian dan suasana mudik: mungkin harus menginap di terminal, mungkin harus tidur di masjid dll. Untuk mempercepat perjalanan, saya coba mencari tiket kereta api yang tidak pernah macet, kecuali terlambat sampai karena tambahan persilangan dengan kereta api lebaran.

Kamis, 12 Juni 2014

BERKAH TUKANG CUKUR



Saya punya langganan tukang cukur di sekitar Kebon Kelapa Bandung. Tahu nggak salah satu kebiasaan tukang cukur? Dia selalu mengajak ngobrol orang yang dicukurnya. Ngobrol apa saja, mulai dari sepakbola, politik hingga harga cabe. Hal ini dia lakukan agar konsumennya bersikap santai, tidak terburu-buru dan menikmati proses pencukuran rambutnya. Berbeda dengan aturan kendaraan umum yang melarang penumpangnya berbicara dengan sopir, seseorang yang dicukur justru wajib meladeni obrolan tukang cukur. Jika anda tipe orang pendiam, minimal tanggapi dengan ungkapan pendek: ya, oh begitu, saya baru tahu lho, dll. Jika orang yang sedang dicukur diam dan duduk manis, boleh jadi akan mengantuk dan tertidur karena keenakan.

Jumat, 28 Februari 2014

SETAHUN DI MUALLIMIN

Suatu hari di tahun 1987 teman saya di Pemuda Muhammadiyah, Edi Susilo mahasiswa Biologi UGM, memberi kabar kalau Muallimin memerlukan seorang guru fisika karena mau membuka jurusan IPA. Dia bertanya apakah saya mau menerima tawaran itu. Tentu saja saya menyanggupinya. Dia sendiri mengatakan akan mundur karena ada kesibukan lain dan sudah mencari penggantinya yaitu Edi Gunawan, teman sefakultas.
Jadilah saya, seorang mahasiswa Teknik Nuklir UGM, mengajar fisika anak kelas V Madrasah Muallimin Muhammadiyah. Ada 11 anak yang saya ajar karena dari 25 siswa kelas V yang 14 anak masuk jurusan IPS. Untuk kelas V IPA ini saya mengajar 3 jam pelajaran, dibuat menjadi 2 kali pertemuan, 1 jam dan 2 jam sekali pertemuan.

Selasa, 07 Januari 2014

JADILAH DOKTER DAN KEMBALILAH PADA MUHAMMADIYAH

Ciri seorang pemimpin adalah mempunyai visi, pandangan jauh ke depan, cita-cita, bahkan mimpi. Anies Baswedan mengatakan pemimpin adalah gabungan dari (Pemimpi + N). Pemimpi artinya orang yang mempunyai mimpi, sedangkan N adalah nyali. Tidak disebut pemimpin jika tidak mempunyai nyali, melainkan sekedar orang yang suka bermimpi.
KHA Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah lebih dari 100 tahun lalu telah menunjukkan kelasnya sebagai seorang pemimpin. Beliau memiliki mimpi, terbukti oleh keberadaan Muhammadiyah yang berhasil memasuki abad kedua. Beliau juga memiliki nyali, terbukti siap mewujudkan mimpi-mimpinya, menghadapi segala tantangan dan menembus segala rintangan.
Mimpi-mimpi KHA Dahlan dapat dilihat dari ucapan beliau, seperti, "Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dan ke mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (profesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu."