Ada seorang kawan yang saat kuliah dulu sambil nyantri di
sebuah pondok pesantren. Karena di pesantren tersebut masih kekurangan guru,
jadilah ia juga membantu mengajar matematika di madrasahnya. Alhamdu lillah ia
kemudian lulus kuliah, menjadi seorang sarjana bahkan diterima menjadi dosen di
sebuah STIMIK swasta. Bukan suatu yang aneh karena peristiwa ini terjadi tahun
1992-1993 disaat seorang lulusan sarjana S1 dengan mudah bisa menjadi dosen.
Sejak menjadi dosen ia mengurangi jadwalnya di pesantren.
Perjumpaan saya dengannya pun sedikit berkurang. Terlebih saat ia menyatakan
meninggalkan pesantren karena diminta memegang jabatan struktural di perguruan
tingginya. Sejak saat itu boleh dikatakan saya kehilangan kontak karena belum
ada handphone, kendaraan masih sulit dll.