Selasa, 28 Juli 2015

S-O-P TEH CELUP



Saat makan di sebuah warung nasi sederhana, secara tidak sengaja saya mengamati cara pemilik warung tersebut menyajikan minuman teh, yaitu teh celup. Mulanya saya tidak memperhatikan. Namun selama saya makan satu per satu pelanggan lain masuk dan selalu ditanya, “Minumnya apa? Teh tawar, teh manis atau teh lemon?”. Selanjutnya pemilik warung akan membuat teh celup dan saya pun tertarik untuk memperhatikannya.
Dimulai dengan mengambil gelas dan mengisinya dengan air panas dari dispenser setinggi setengah gelas. Selanjutnya dia ambil seuncang teh celup dan dicelup-celupkan ke dalam air panas tadi. Mungkin 5-7 balikan dia mencelupkan uncang teh. Setelah itu uncang teh dia biarkan terendam dan tali uncang beserta label ia sampirkan di bibir gelas.

Minggu, 31 Mei 2015

‘SIHIR‘ JAM JADWAL SHALAT



Hari ini saya bertamu di rumah adik saya di Magelang, daerah sekitar Candi Borobudur. Di sebelah selatan rumahnya, terhalang sebuah gang, ada masjid kampung yang cukup besar sehingga suara adzan sangat jelas terdengar. Baru saja saya berjamaah shalat ashar di masjid tersebut.
Saat mendengar adzan ashar dikumandangkan, saya segera mengambil air wudhu dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah adik saya. Ketika menaiki tangga menuju masjid saya berpapasan dengan seseorang yang baru saja keluar dari masjid. Memasuki ruangan dalam masjid saya tertegun, ternyata tak seorang pun ada disana. Padahal adzan baru saja dikumandangkan. Berarti yang berpapasan dengan saya tadi adalah muadzinnya.

Sabtu, 02 Mei 2015

UMUR KEHIDUPAN YANG BEGITU SINGKAT



Foto Ilustrasi

Pekan lalu saya mengantar kepergian seorang tua, H. Agus usia 71 tahun, menghadap-Nya. Seperti tidak percaya saya mendengar berita kepergian beliau mengingat beliau dikenal orang yang sangat baik kepada siapa saja. Kesehatannya juga terjaga karena anak sulungnya seorang dokter. Kiprah beliau di bidang sosial tidak diragukan lagi, ditunjang oleh profesinya sebagai pengusaha sukses.
Beliau orang yang sangat luas pergaulannya. Sebagai businessman tentu beliau bergaul dengan pengusaha-pengusaha besar yang proyeknya berskala nasional dan nilainya ratusan milyar. Saat pertama kali mengenal beliau saya sempat terkejut. Yang beliau sebut kantor hanyalah pavilion kecil di halaman belakang rumah beliau dan dijaga oleh seorang tua. Tidak ada kemewahan, tidak ada juga seorang perempuan berbaju minim yang biasa disebut sekretaris.