Minggu, 31 Mei 2015

‘SIHIR‘ JAM JADWAL SHALAT



Hari ini saya bertamu di rumah adik saya di Magelang, daerah sekitar Candi Borobudur. Di sebelah selatan rumahnya, terhalang sebuah gang, ada masjid kampung yang cukup besar sehingga suara adzan sangat jelas terdengar. Baru saja saya berjamaah shalat ashar di masjid tersebut.
Saat mendengar adzan ashar dikumandangkan, saya segera mengambil air wudhu dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 50 meter dari rumah adik saya. Ketika menaiki tangga menuju masjid saya berpapasan dengan seseorang yang baru saja keluar dari masjid. Memasuki ruangan dalam masjid saya tertegun, ternyata tak seorang pun ada disana. Padahal adzan baru saja dikumandangkan. Berarti yang berpapasan dengan saya tadi adalah muadzinnya.

Saya laksanakan shalat sunat tahiyatul masjid. Selesai shalat sunat dua rakaat barulah satu persatu jamaah hadir. Mereka juga melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Sampai kemudian ada seorang jamaah yang tiba di masjid namun tidak melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Dia hanya berdiri saja sambil memandang jam jadwal shalat yang terpampang di tembok diatas tempat imam. Tahulah saya, ternyata tersedia 1 menit 20 detik lagi menjelang iqamah dikumandangkan. Memang tidak cukup waktu untuk shalat sunat dua rakaat.
Kemudian datang lagi seorang jamaah namun juga tidak melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Dia lihat jam jadwal shalat dan tersisa waktu 56 detik menjelang iqamah.
Akhirnya waktu iqamah dikumandangkan pun tiba. Selanjutnya shalat ashar berjamaah dimulai dan diikuti sekitar 30 jamaah.
Saya kagum dengan ‘sihir’ jam jadwal shalat. Dia setia memberitahu kita saat datangnya waktu shalat. Dia beritahukan masih sekian jam lebih sekian menit menjelang waktu ashar. Dia beritahukan saat datang waktu ashar dengan bunyi tit…. tit…. tit. Kemudia dia diam mematung sementara muadzin mengumandangkan adzan.
Selesai adzan dikumandangkan dia mulai menampilkan catatan “10 menit menjelang iqamah”. Dia lakukan hitung mundur 9.59….. 9.58…… 9.57…… 9.56….. 9.55….. dst. Di bagian yang lain dia tampilkan juga beberapa tulisan secara bersambung, diantaranya “Matikan handphone”, “Jagalah Kebersihan”, “Shalatlah di awal waktu” dsb.
Tanpa sadar kita tersihir olehnya. Handphone kita matikan, kita tidak berani shalat sunat tahiyatul masjid jika waktunya tidak mencukupi, muadzin menunggu ‘perintah’ adzan dan iqamah darinya, dsb.
Mengingat sihirnya yang luar biasa, saya terpikir untuk menyempurnakan sihir itu. Saya ingin jam jadwal shalat itu diprogram mampu mengeluarkan ajakan shalat 10 menit sebelum tiba waktu shalat. “Wahai jamaah masjid, 10 menit lagi menjelang tiba waktu ashar. Silahkan hentikan pekerjaan, ambil air wudlu dan bersiap-siap melaksanakan jamaah shalat ashar”. Dengan cara seperti ini jamaah akan tiba di masjid lebih awal dan semuanya kebagian pahala shalat sunat tahiyatul masjid. Muadzin pun juga mengumandangkan adzan dalam kondisi siap 100%. Jangan sampai muadzin ingat kompor belum dimatikan sehingga adzan buru-bur diselesaikan dan keluar masjid setelah mengumandangkan adzan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar