Pagi
itu saya dari Jogja hendak ke Kutoarjo dengan kereta Pramek pukul 06.30 Wib.
Rencana dari Kutoarjo terus ke Bandung dengan kereta Kutojaya pukul 09.20.
Dari
rumah pukul 05.00 diantar dengan motor oleh anak saya Zaki. Sengaja saya
berangkat awal karena belum membeli tiket dan Zaki perlu waktu untuk persiapan
sebelum ke sekolah.
Saya
berangkat dengan tenang karena persiapan sejak bangun malam. Rasanya semuanya
oke-oke saja. Ibu saya tinggalin sedikit uang, Zaki juga, bahkan khusus untuk
isi bensin motor pagi itu.
Sepuluh
menit dari rumah sampailah saya di stasiun Lempuyangan. Saya masih sempatkan
memberikan pesan kepada Zaki sekitar 5 menit karena jadwal kereta masih lama.
Setelah itu Zaki pulang meninggalkan saya.
Tibalah
saatnya saya kaget karena tiket keberangkatan dari Lempuyangan sudah habis.
"Maaf pak, tiket dari Lempuyangan sudah habis. Silahkan ke stasiun Tugu,
disana mungkin masih ada", kata mbak petugas dengan ramah.
Berpuluh
kali saya menggunakan kereta Pramek baru kali ini tidak kebagian tiket. Pernah
juga pesan sehari sebelumnya, namun kali ini tidak. Toh tidak pernah kehabisan
tiket.
Saya
terus menggunakan jasa ojek untuk menuju stasiun Tugu. Sengaja tidak lagi saya
panggil Zaki untuk menjemput. Khawatir dia tergesa-gesa dan mengganggu
persiapan sekolah.
Saya
terus naik ojek tanpa tawar menawar lagi. Sampai di stasiun Tugu saya sodorkan
selembar 50 ribuan ke tukang ojek. Kebetulan saat itu hanya ada selembar 10
ribuan dan 50 ribuan, pasti ongkos ojek lebih dari 10 ribu.
"Ada
uang kecil?", tanya tukang ojek.
"Gak
ada!", kata saya.
"Cuma
ada 10 ribu. Emangnya berapa sih?", tanya saya lagi.
"20
ribu. 15 ribu juga boleh, kalau ada", kata tukang ojek.
Karena
uang kecil saya cuma 10 ribu akhirnya ia mencari kembalian kesana kemari. Saya
nunggu disamping motor yang diparkir di sisi jalan.
Setelah
dapat uang kembalian, ia menyerahkan 30 ribu ke saya.
"Lho
katanya 15 ribu. Mana 5 ribu lagi?", tanya saya.
"Gak
ada pak", katanya.
"Ya
sudah ambil saja. Doakan perjalanan saya lancar", kata saya.
Kemudian
saya bergegas menuju loket reservasi. Alhamdulillah masih kebagian tiket. Saya
bersyukur, begitu indahnya cara Allah membagikan rizki pada hambaNya. Adanya ‘musibah’
kecil, kehabisan tiket, menjadi jalan rizqi tukang ojek dan mudah-mudahan
menjadi berkah bagi semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar