Alhamdu lillah, sejak mengamalkan pola hidup sehat sekitar
15 tahun lalu saya sekeluarga tidak pernah lagi mengunjungi dokter, puskesmas
dan rumah sakit. Sebelum itu saya rutin bergantian membawa 5 anak saya, sepekan
sekali atau dua pekan sekali, ke puskesmas atau klinik jaga. Bahkan kartu
periksa mereka sampai saya koleksi untuk memudahkan saat sewaktu-waktu
diperlukan.
Sakit yang saya maksud disini sebenarnya hanyalah flu batuk
pilek demam dan diare. Namun dalam sebuah keluarga dengan 7 anggota keluarga,
suami istri dan 5 anak, setiap saat ada saja yang terserang sakit. Meskipun
sekedar flu batuk pilek demam dan diare namun cukup merepotkan karena ada saja anggota
keluarga yang sakit dan tentu mengganggu aktivitas keluarga. Istirahat malam
terganggu, pekerjaan terganggu karena harus mengantar berobat dan keuangan juga
tersedot.
Setelah belajar tentang pola hidup sehat dan memahami mekanisme
kerja tubuh saya tidak panik lagi saat ada keluarga yang sakit. Saya sekeluarga
jarang sakit lagi karena menerapkan pola makan yang benar, seperti: kurangi
makanan instan, banyak makan sayur buah, kurangi makanan dengan bahan pengawet,
pewarna, perasa kimia sintetis dsb. Penjagaan kesehatan juga saya lakukan
dengan konsumsi herba, perawatan bekam, sengat lebah dsb.
Saat sakit pun tidak lagi panik karena flu batuk pilek demam
dan diare, saya anggap sebagai mekanisme tubuh mengeluarkan toksid. Saya tahu
bagaimana harus mengatasinya tanpa harus ke dokter atau puskesmas. Jika
sebelumnya terserang flu batuk pilek demam dan diare saya sebut sebagai sakit,
maka sekarang saya ubah menjadi ‘sakit’ (sakit dalam tanda petik). Tubuh
memerlukan itu semua sebagai mekanisme pengeluaran toksid. Apa jadinya jika
toksid tidak dibuang, akan menjadi bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu.
‘Sakit’ tersebut biasa datang 3-4 bulan sekali, memerlukan
waktu 2-3 hari. Saya ingat awal November 2015 sempat ‘sakit’. Berawal dari
terkena terpaan AC terus menerus. Dari Bandung ke Surabaya naik pesawat ber-AC,
seminar di Surabaya 2 hari di ruang ber-AC, tidur di hotel ber-AC. Terus ke
Jogja dengan bis eksekutif ber-AC, dari Jogja kembali ke Bandung dengan kereta
ber-AC. Sampai di rumah langsung roboh. Demam, batuk-batuk, bersin, hidung
keluar ingus terus menerus. Langsung saja di bekam, sengat lebah, minum herba
pedas, makan yang banyak sampai muntah. Alhamdu lillah, hanya perlu 2-3 hari
dan setelah itu segar, siap beraktifitas lagi.
Saat menulis ini pun sebenarnya saya sedang ‘sakit’.
Diperiksa oleh istri, katanya banyak mikir. Ya benar, memang sedang banyak
berfikir karena pekerjaan berkaitan dengan editing buku, menulis buku dsb.
Kemarin malam demam tinggi, sampai mengerang-erang dan halusinasi. Siangnya di
bekam, sengat lebah, minum herba tujuh angin, minum madu, makan yang banyak.
Alhamdu lillah sekarang sudah ringan dan bisa menyelesaikan tulisan ini.
Ibarat tamu, biarkan ‘sakit’ mengunjungi kita. Boleh
menginap, tapi maksimal 3 hari saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar